Rabu, 04 November 2020

CARA BUDIDAYA TANAMAN PORANG (Amorphophallus muelleri)

BUDIDAYA TANAMAN PORANG (Amorphophallus muelleri)

Porang adalah…

Porang (Jawa: iles-iles) adalah jenis tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphopahllus muelleri, merupakan tanaman yang tumbuh tunggal dengan warna corak belang hijau putih pada batangnya dan bisaanya tumbuh liar di hutan tropis dengan rata-rata tinggi tanaman mencapai sekitar 1,5 meter.

Perkembangbiakan Porang…

Perkembangbiakan porang bisa dilakukan dengan cara vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakan secara vegetative bisa menggunakan umbi porang yang berukuran kecil  maupun umbi yang berukuran besar dan bintil porang ‘katak’ dengan kriteria sebagai berikut:

Umbi Kecil :

  • Berat umbi ± 1 ons/umbi atau dalam 1 kg berisi sekitar 10 butir umbi,
  • Umbi yang baik untuk bibit adalah umbi yang dipanen atau diambil pada bulan Juli – Agustus
  • Setelah dipanen atau diambil dari lahan, umbi bisa disimpan maksimal 2 bulan. Penyimpanan bisa dilakukan dilantai yang sudah diberi alas pasir dengan ketebalan ± 2 – 5 cm, untuk mencegah kerusakan pada kulit penyimpanan umbi jangan ditumpuk dan hindari panas secara langsung dan hujan.

Umbi Besar :

  • Umbi besar yang baik untuk bibit adalah umbi yang dipanen pada bulan Agustus – September,
  • Umbi yang sudah dipanen dipotong-potong dengan berat ± 1 ons/potongan
  • Agar tidak terjadi pembusukan karena serangan jamur, taburi campuran abu dapur + Fungisida Sidazeb 80 WP dengan perbandingan (1 kg abu dapur + 1-2 sendok makan Sidazeb 80 WP). Kemudian dianginkan-anginkan sampai dengan tumbuh tunas (sekitar 1 bulan). Waktu yang paling cocok untuk penanamanya adalah bulan Oktober.

Bintil / Katak :

  • Katak adalah bintil porang berwarna coklat kehitaman, bisaanya muncul pada pangkal dan tangkai daun porang. Dalam 1 kilogram katak atau bintil berisi ± 100 butir bintil/katak
  •  Katak porang bisa anda kumpulkan saat panen, kemudian simpan sampai musim penghujan tiba, lalu tanam bintil atau katak tersebut di lahan yang telah disiapkan.

Perkembangangbiakan secara generative adalah perkembangbiakan porang dengan menggunakan biji. Dalam kurun waktu ± 4 tahun porang akan segera berbunga dan berubah menjadi buah. Satu tongkol buah porang, bisa menghasilkan 250 biji yang bisa anda gunakan untuk bibit dengan cara disemaikan terlebih dahulu.

 

Persiapan Lahan untuk Budidaya Porang

Tanaman Porang dapat berkembang dan tumbuh dijenis tanah apa saja dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 700 mdpl, tetapi ketinggian yang paling baik untuk tanaman porang adalah 100 – 600 dpl. Meskipun bisa tumbuh dialam terbuka, porang sangat cocok ditanam dilahan yang ternaungi dengan kerapatan sekitar 40% karena porang mempunyai daya toleransi yang sangat bagus terhadap naungan, tanaman naungan yang cocok adalah jenis  pohon Jati, Mahoni dan Sono.

Yang harus anda perhatikan dalam menyiapkan lahan untuk porang:

  •  Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman dengan cara disemprot menggunakan Sidafos 480 SL (3 lt/ha).

Sementara untuk bibit yang berasal dari umbi buat lubang dengan ukuran 20x20x20 cm.

Berikan pupuk pupuk dasar sebelum umbi porang ditanam menggunakan pupuk bokashi     0,5 kg/lubang dicampur dengan top soil, sementara untuk bibit katak, gunakan pupuk bokashi dicampurkan dengan tanah sekitar ajir.

 

Cara Menanam Porang

Tanaman porang sangat baik ditanam pada musim hujan, yaitu pada bulan November-Desember.

Buat lubang tanam dengan jarak 1 meter x 1 meter, masukkan bibit porang 1bibit/lobang dengan cara bakal tunas harus menghadap ke atas. Sebelum penanaman sebaiknya berikan pupuk kandang atau kompos disetiap lobang tanam sebagai pupuk dasar. Untuk menopang pertumbuhan bisa diberikan ajir disetiap lobang tanamnya.

 

Pemupukan

pemupukan bisa dilakukan setahun sekali saat masuk musim hujan. Gunakan pupuk Urea 10 gram dan 5 gram SP-36 per satu lubang tanaman. Pemberian pupuk sendiri dilakukan dengan cara ditanam pada sekitar batang porang.

 

Pemeliharaan

Agar pertumbuhan porang bisa maksimal, lakukan penyemprotan herbisida Sidafos 480 SL (3 liter/ha) untuk membersihkan gulma disekitar tanaman. Agar tidak berpengaruh terhadap tanaman porang dan menghindari sebaran semprotan herbisida, bisa ditambahkan cungkup pelindung (gelas minum air mineral) diujung stik sprayer dan teknik penyemprotanya tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah.

 

Hama dan Penyakit Porang…

Hama yang biasa menyerang tanaman porang adalah belalang, ulat makasar orketti, ulat umbi araechenes dan nematoda.

Sedangkan penyakit umum porang adalah: busuk batang semu, layu daun oleh jamur Sclerotium sp, Rhyzoctonia sp, Cercospora sp.

Pengendalian nematoda jenis Heterodera sering menyerang umbi porang dapat menggunakan Sidafur 3 G, sedangkan pengendalian penyakit dapat gunakan fungisida Cozene 70/10 WP, dan pengendalian hama dapat gunakan Sidador 30 EC dan Sidamethrin 50 EC.

Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dicemaskan, karena umbi porang banyak mengandung  kalsium oksalat  yang menyebabkan muntah, gatal pada  lidah dan kerongkongan bila bagian tanaman dimakan mentah.

 

 Panen Porang…

Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah. Untuk luasan 1 hektar bisa ditanam sekitar 6.000 bibit porang, 1 pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 4 kg. Harga umbi porang Rp. 2.500,-/kg, jadi dalam 1 hektar bisa menghasilkan sekitar 24 ton umbi porang atau setara dengan Rp.60.000.000,-. Sementara untuk porang kering yang sudah di iris-iris harganya bisa mencapai Rp35.000 per kilogram.

Peluang Bisnis Porang…

Umbi porang mengandung zat glucomanan yang bermanfaat dibidang kesehatan, makanan dan industry, salah satunya adalah digunakan sebagai emulsifier dan pengental makanan karena glucomanan adalah termasuk serat alami yang dapat larut dalam air. Selain itu umbi porang memiliki manfaat sebagai bahan penjernih air, kosmetik, tepung porang menembus pasar luar negeri dan menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Setiap tahunnya, kebutuhan ekspor porang mencapai       750 ton untuk memenuhi perusahaan-perusahaan besar dunia, seperti Jepang dan Cina. Di Jepang tanaman porang ini dijadikan bahan alami pembuatan lem dan jelly.

Menurut Badan Karantina Pertanian, ekspor tanaman porang pada tahun 2018 tercatat sebesar 254 ton atau setara dengan nilai ekspor hingga Rp.11,31 miliar ke Negara Australia, Vietnam, Tiongkok dan Jepang. Di Indonesia sendiri ada beberapa sentra pengolahan porang menjadi tepung yaitu di Madiun, Pasuruan, Wonogiri, Bandung dan Marros.

 

Umbi Katak



 
Hama Ulat pada tanaman Porang



 

   

Rabu, 29 Mei 2019

ANCAMAN BARU INDONESIA  Waspadai Serangan Fall Armyworm dari Amerika Serikat



Spodoptera frugiperda (fall armyworm) belakangan ini menjadi banyak diperbincangkan karena dampak kerusakan yang disebabkan oleh hama itu lebih besar daripada hama ulat lainnya. Kerusakan terbesar pertama kali dilaporkan pada tahun 2016 di Afrika yaitu menyerang tanaman jagung, selain jagung hama ini juga berpotensi menjadi hama penting di tanaman padi, tebu dan sorgum. Menurut catatan The Center for Agriculture and Biosience International (CABI) pada tahun 2018, bahwa kerugian akibat serangan hama Spodoptera frugiperda pada tanaman jagung di 12 negara di Afrika antara 4 juta ton - 18 juta ton pertahun atau senilai U$$ 1 juta - U$$ 4,6 juta. 

Jangkauan jelajah kupu-kupu (imago) Spodoptera frugiperda sangat luar biasa, bisa menempuh jarak terbang sampai dengan 100 km per hari dengan bantuan angin. Kelebihan lain daripada hama ini adalah bisa bertahan di musim dingin meskipun lebih cocok hidup dan berkembangbiak di iklim tropis. Pada tahun 2018 diinformasikan bahwa hama ini sudah masuk dan menyebar di kawasan Myanmar, India, Thailand dan Filipina. Mengingat daya jelajahnya yang sangat jauh dan kesesuaian iklim tropis, maka kita harus waspada akan adanya invasi dari hama tersebut di seluruh wilayah Indonesia. UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara menduga kuat bahwa yang menyerang tanaman jagung di Kabupaten Karo seluas -+ 1.700 ha dan di Kabupaten Dairi seluas -+ 492,4 ha adalah ulat grayak jenis Spodoptera frugiperda. (Selasa, 30 April 2019, Suaratani.com). 

Gejala serangan Spodoptera frugiperda Larva Spodoptera frugiperda merusak tanaman mulai dari anakan/bibit sampai dengan dewasa. Larva yang sudah dewasa dapat memotong pangkal tanaman, sehingga mengganggu proses reproduksi tanaman. Terdapat tanda gerekan/lubang bekas gigitan larva pada tunas daun tanaman jagung, larva muda lebih menyukai bagian lamina daun. Apabila serangan hebat bisa menyebabkan kematian tanaman karena kematian pada titik pertumbuhan. Pada tongkol jagung larva menyerang melalui bagian kernel tongkol. 

Bioekologi to be continued...