Tampilkan postingan dengan label fall armyworm. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fall armyworm. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Mei 2019

ANCAMAN BARU INDONESIA  Waspadai Serangan Fall Armyworm dari Amerika Serikat



Spodoptera frugiperda (fall armyworm) belakangan ini menjadi banyak diperbincangkan karena dampak kerusakan yang disebabkan oleh hama itu lebih besar daripada hama ulat lainnya. Kerusakan terbesar pertama kali dilaporkan pada tahun 2016 di Afrika yaitu menyerang tanaman jagung, selain jagung hama ini juga berpotensi menjadi hama penting di tanaman padi, tebu dan sorgum. Menurut catatan The Center for Agriculture and Biosience International (CABI) pada tahun 2018, bahwa kerugian akibat serangan hama Spodoptera frugiperda pada tanaman jagung di 12 negara di Afrika antara 4 juta ton - 18 juta ton pertahun atau senilai U$$ 1 juta - U$$ 4,6 juta. 

Jangkauan jelajah kupu-kupu (imago) Spodoptera frugiperda sangat luar biasa, bisa menempuh jarak terbang sampai dengan 100 km per hari dengan bantuan angin. Kelebihan lain daripada hama ini adalah bisa bertahan di musim dingin meskipun lebih cocok hidup dan berkembangbiak di iklim tropis. Pada tahun 2018 diinformasikan bahwa hama ini sudah masuk dan menyebar di kawasan Myanmar, India, Thailand dan Filipina. Mengingat daya jelajahnya yang sangat jauh dan kesesuaian iklim tropis, maka kita harus waspada akan adanya invasi dari hama tersebut di seluruh wilayah Indonesia. UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara menduga kuat bahwa yang menyerang tanaman jagung di Kabupaten Karo seluas -+ 1.700 ha dan di Kabupaten Dairi seluas -+ 492,4 ha adalah ulat grayak jenis Spodoptera frugiperda. (Selasa, 30 April 2019, Suaratani.com). 

Gejala serangan Spodoptera frugiperda Larva Spodoptera frugiperda merusak tanaman mulai dari anakan/bibit sampai dengan dewasa. Larva yang sudah dewasa dapat memotong pangkal tanaman, sehingga mengganggu proses reproduksi tanaman. Terdapat tanda gerekan/lubang bekas gigitan larva pada tunas daun tanaman jagung, larva muda lebih menyukai bagian lamina daun. Apabila serangan hebat bisa menyebabkan kematian tanaman karena kematian pada titik pertumbuhan. Pada tongkol jagung larva menyerang melalui bagian kernel tongkol. 

Bioekologi to be continued...